Wednesday, December 5, 2012

Buang Sifat Riak Dalam Amalan Kita

السلام علبكم و رحمة الله و بركاته
Sahabat yang dirahmati Allah sekelian, Alhamdulillah kita semua dapat beramal dan beribadah kepada Allah sebagai tanggungjawab seorang hamba. Namun semestinya kita berhati-hati dengan satu sifat yang boleh merosak segala amalan kita itu.Salah satu diantara sifat mazmumah(sifat keji) yang boleh merosakan amal ibadah kita itu ialah sifat Riak

Ibadah orang yang riak akan ditolak serta tiada nilai disisi Allah.
Firman Allah:
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُونَ
Maka celakalah bagi orang-orang yang solat,(iaitu) orang-orang yang lalai dari solatnya. Mereka yang mengerjakanya dengan riak.” ( Al Ma’un: 4-6)

Sedekah /infak orang yang riak Allah sifatkan teman Syaitan dan tidak diberi pahala oleh Allah:
وَالَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ رِئَـاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَن يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِيناً فَسَاء قِرِيناً 
Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.An-Nisaa 38

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ 
صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْداً لاَّ يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riak kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir .Al Baqarah 264

Malah Allah menyifatkan orang riak sebagai Munafik
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk solat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riak (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali .An-Nisa 142

Rasulullah  bersabda bermaksud:
“Sesungguhnya yang paling aku takut menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil). Sahabat bertanya: “Apakah syirik kecil itu? Baginda menjawab: Riak. (Hadis riwayat Imam Ahmad)

Baginda  bersabda lagi bermaksud:
“Mahukah kalian aku beritahu sesuatu yang lebih aku takutkan daripada Dajal? Kami katakan: Tentu. Baginda bersabda: Riak, syirik yang tersembunyi iaitu apabila seseorang mengerjakan solat lalu dia menyempurnakan solatnya apabila mengetahui seseorang memandangnya.” (Hadis Riwayat Ibnu Majah)

Riak ialah menampakan ibadah dengan niat mendapat perhatian atau pujian manusia. Menampakkan amal soleh agar dilihat oleh manusia lain agar dirinya mendapatkan pujian, kedudukan atau penghargaan atau keuntungan duniawi. Melakukan ibadah tetapi tidak ikhlas, bukan kerana Allah. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata “Riak ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia.”
Orang tidak tahu jika kita riak. Kita juga tidak boleh mengatakan orang lain itu riak. Ini adalah kerana riak adalah niat atau perasaan atau tujuan di dalam hati. Niat di hati adalah rahsia Allah yang tidak diketahui oleh sesiapa pun. Tetapi ALLAH maha mengetahui niat dan hasrat di hati kita.
Tetapi walaupun ia rahsia, namun ulama ada mengenal pasti tanda-tanda atau panduan untuk menilai kemungkinan terjadi riak.
1. Rajin beramal jika mendapat pujian atau sanjungan dan malas atau berkurang amal jika mendapat celaan dan kecaman.
2. Rajin beramal apabila bersama-sama dengan orang lain dan malas atau tidak beramal bila bersendirian.
3. Menjauhi larangan Allah jika bersama orang lain dan melanggar larangan-larangan-Nya jika ia sedang sendiri dan jauh dari penglihatan manusia.


Abu Hurairah yang berkata:Saya mendengar Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan kemudian dinampakkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apa yang kamu lakukan dengannya?”Dia menjawab, “Aku berperang untuk-Mu sampai aku mati syahid.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau berperang kerana ingin disebut sebagai orang yang berani. Dan itu sudah kau perolehi.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk mengheretnya tertelungkup di atas wajahnya lalu dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dan juga membaca Al Quran. Dia didatangkan kemudian ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sudah didapatinya dan dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kau perbuat dengannya ?” Maka dia menjawab, “Aku menuntut ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Quran kerena-Mu.” Allah berfirman, ”Engkau dusta, sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut sebagai orang alim. Engkau membaca Quran supaya disebut sebagai Qari’.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk mengheretnya tertelungkup di atas wajahnya lalu dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian ada seseorang yang telah mendapatkan anugerah banyak harta. Dia didatangkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang diperolehnya. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kamu perbuat dengannya?” Dia menjawab, “Aku telah sedekahkan harta di jalan-Mu dan untuk-Mu.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau lakukan untuk digelar orang yang dermawan dan engkau sudah memperolehnya.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk mengheretnya tertelungkup di atas wajahnya lalu dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Muslim)

Sahabat yang dirahmati Allah sekelian mari kita sama-sama analisa amalan dan ibadah kita dan buangkan jauh-jauh  sifat mazmumah/tercela  ini dan banyak memohon ampun kepada Allah. Ibnu Qoyim menyarankan agar seandainya ada sifat ini didalam amalan kita maka banyankkan membaca ayat kelima surah Al-Fathihah إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

والله أعلم بالصواب والله تعالى أعلىو أعلم
 
و إلى اللقاء إن شاء الله تعالى

والسلام علبكم و رحمة الله و بركاته
 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
 
(٢ :سورة المائدة)
Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa (maksiat) dan permusuhan.(Al-Maidah:2)

كلمتان خفيفتان علي اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلي الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
 
2 kalimah yang ringan di lidah,berat di atas neraca timbangan
dan disukai oleh Allah Tuhan Yang Maha Pengasih ialah:سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
SUBHANALLAH WABIHAMDIHI,SUBHANALLAHIL AZEEM
Maha suci Allah dan Segala  Puji Baginya , Mahasuci Allah Yang Maha Agung
(Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)

No comments:

Post a Comment